Liputan6.com, Jakarta Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menegaskan tak berniat mengambil Ganjar Pranowo dari PDIP. Menurut Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, partainya mendukung Ganjar sebagai calon presiden semata untuk menyuarakan aspirasi rakyat.
“Dukungan terhadap Mas Ganjar bukan berarti kami mengambil kader PDIP. Kami hanya menyampaikan aspirasi para pendukung PSI yang menginginkan Mas Ganjar Pranowo, sebagai calon presiden berikutnya,” kata Grace melalui keterangan pers diterima, Rabu (11/1/2023).
Baca Juga
Pernyataan Grace itu untuk merespons pidato Megawati pada perayaan HUT ke-50 PDIP yang menyebut ada parpol lain mendompleng kader PDIP.
Advertisement
Grace menambahkan, nama Ganjar Pranowo muncul bukan tanpa alasan. Sebab, partainya telah melakukan jajak pendapat terhadap para pendukung melalui giat rembuk rakyat. Hasilnya, dari sejumlah nama yang dijajaki, semua memilih Ganjar sebagai capres.
“Nama Mas Ganjar yang muncul dari hasil Rembuk Rakyat PSI, para rakyat pendukung PSI,” jelas dia.
Grace ingin dukungan terhadap Ganjar Pranowo tidak menimbulkan kesalahpahaman. Menurut dia, PSI menjadi partai muda yang harus terus diasah.
“PSI memang masih muda, belum berpengalaman, masih harus banyak belajar. Sebagai partai baru kami belum bisa melahirkan calon presiden.
Justru ini merupakan pengakuan dari kami bahwa senior kami telah menghasilkan para pemimpin hebat,” Grace menutup.
Sindiran Megawati
Sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyindir partai politik yang mendompleng dukungan calon presiden kepada kader PDIP. Megawati heran, seakan partai politik tersebut tidak punya kader sendiri yang bisa didukung sebagai calon presiden.
"Aku sampai liatin aku bilang orang berpolitik kok kayak gitu. Emang enggak punya kader sendiri? Yang keras dong," ujar Megawati saat pidato HUT ke-50 PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023).
Megawati pun mempertanyakan apakah aturan soal pencapresan di KPU masih seperti pemilu sebelumnya.
"Iya dompleng-dompleng aturannya piye toh aku tanya Hasto, KPU aturannya dah lain? 'Enggak bu masih sama' jadi samanya gimana to," katanya menirukan pembicaraan dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Megawati menegaskan, aturan pencalonan presiden adalah calon presiden dan calon wakil presiden diusung oleh partai atau gabungan partai politik.
Kalau memang partai politik mendompleng kader partai lain khususnya PDIP, seperti partai tersebut punya kader yang mumpuni.
"Sorry aduh gawat dah. Kalau kayak gini konotasinya partai kayak enggak punya kader coba bayangin padahal jelas pemilu ada calon itu ada," kata Megawati.
Dia mencontohkan di PDIP untuk menjadi kader harus mendaftar dulu ke partai. Lalu ada jenjang masuk struktur partai, kemudian menjadi calon legislatif hingga eksekutif. Maka di PDIP juga ada penggemblengan internal melalui sekolah partai.
"Jadi pertanyaan saya. Mau bikin partai untuk opo. Jangan lupa itu organisasi partai politik. Internal harus mempersiapkan. Saya enggak tahu lain partai gimana persiapkannya kalau di kita jadi kader susah," tegas Megawati.
Advertisement